Kalurahan Trimurti

BANTUL – Batik dikenal memiliki kaitan erat dengan adat istiadat serta budaya di berbagai wilayah. Di Indonesia, Hari Batik Nasional diperingati pada tanggal 2 Oktober. Warisan Budaya yang telah ditetapkan oleh UNESCO dimaknai sebagai perjalanan hidup Bangsa Indonesia yang diwarnai dengan ciri khas pola dan motif serta ilmu membatiknya.

Berbagai macam batik ditunjukkan kepada masyarakat, salah satunya Batik Indigo. Perbedaan dengan batik lainnya yaitu, Batik Indigo menggunakan pewarna alami. Pewarna yang digunakan yaitu tanaman indigofera tinctoria. Pewarnaan Indigo ditunjukkan dengan warna biru yang memiliki tingkat kepekatan sesuai dengan cara pencelupan kain ke dalam pewarna.

Keberhasilan dalam terciptanya Batik Indigo diaplikasikan kepada Masyarakat di Dusun Bendo. Workshop Batik Indigo dilakukan pada pagi hari yang bertempat di PAUD Khotijah Dusun Bendo (23/09/23). Dihadiri oleh kelompok Ibu-Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan jumlah 15 orang dan Mahasiswa KKN UNY Dusun Bendo.

Hasil yang ditunjukkan dari workshop ini berupa kain jenis mori primisima yang diberi perlakuan dengan teknik batik jumputan dan teknik jelujur. Pencelupan kain terhadap pewarna Indigo memiliki syarat yang harus dipenuhi yaitu, bubuk alkali berupa soda ash (soda abu) untuk menaikkan pH antara 11-12 kemudian diaktifkan dengan reduktor (sodium hidrosulfit) dengan tujuan mengikat warna pada kain. Informasi mengenai Batik Indigo diperoleh dari narasumber Puspita Batik Indigo Dewisaba di Bantul.